
Botani Tanaman
Menurut
Iriany dkk (1983), tanaman jagung (Zea
mays L.) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Subdivisi :
Angiospermae
Class :
Monocotyledoneae
Ordo :
Poales
Family :
Poaceae
Genus :
Zea
Spesies : Zea mays L.
Jagung
mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar yaitu a) akar seminal, b) akar adventif dan c) akar
kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang berkembang dari radikula dan
embrio. Pertumbuhan akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke
permukaan tanh. Akar adventif adalah akar yang semula berkembang dari buku di
ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga adalh akar-akar adventif yang muncul
pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga
adalah menjaga tanaman agar tetap tegak dan mengatasi rebah batang (Subekti dkk, 2007).
Jagung memiliki sistem
akar serabut , yaitu akar lembaga yang dalam perkembangan selanjutnya mati atau
kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besarnya dan
semuanya keluar dari pangkal batang, akar ini bukan berasal dari calon akar
tetapi akar liar yang terbentuk serabut ( Tjitrosomo, 1983 ).
Batang
Jagung tegak dan mudah terlihat seperti
pada tebu. Batangnya termasuk batang rumput yaitu batangnya tidak keras
mempunyai ruas- ruas yang nyata dan sering kali berongga. Batang jagung bulat,
licin, arah tumbuhnya tegak lurus dan cara percabangan monopudial ( Tjitrosomo,
1983 ).
Syarat Tumbuh
Iklim
Jagung
dapat tumbuh pada daerah ketinggian 0 – 1300 dpl. Dan dapat hidup baik di
daerah yang beriklim sedang dengan temperature sekitar 23 – 27 oC
dan pH 5,5 – 7,0. Perkecambahan benih optimum terjadi pada suhu antara 21 oC
dan 27 oC, dan berlangsung sangat lambat atau gagal berkecambah pada
suhu tanah lebih rendahdari 20 oC. Suhu rendah kurang berpengaruh
terhadap fase bibit, tetap setelah itu suhu harus lebih tinggi untuk
pertumbuhan yang lebih baik ( Hariyono,
2007 ).
Tanah
Jagung
dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena
mampu menahan tegas yang tinggi. Tanah yang disukai oleh jagung adalah tanah
gembur, kaya akan humus dan tingkat kemiringan yang tidak lebih dari 8 %.
Tanaman ini peka terhadap tanaman masam, dan tumbuh baik pada kisaran pH antara
6,0 dan agak toleran terhadap kondisi basah (Splittoesser,198
Kacang Tanah (Arachis
hypogaea L.)
Botani Tanaman
Klasifikasi
dari kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
adalah sebagai berikut :
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Class :
Dicotyledoneae
Ordo :
Polipetales
Family :
Leguminosae
Genus :
Arachis
Spesies :
Arachis hypogaea L.
Kacang
tanah mempunyai akar tunggang, namun akar primernya tidak secara dominan yang
berkembang adalah perakaran serabut yang merupakan akar sekunder, akar dapat
tumbuh sedalam 40 cm. Pada akar tumbuh bintil- bintil akar atau nodul, berisi
bakteri Rhyzobium
japonicum ( Warisno, 2004 ).
Batangnya
jenis perdu, tidak berkayu. Tipe pertumbuhan ada yang tegak ada yang menjalar
dan tipe tegak ada yang mencapai tinggi batang 80 cm tetapi rata- rata tinggi
tanaman subur 150 cm (Harioyono, 2007 )
Biji
kacang tanah terdiri dari dua keping dan lembaga, yang terbungkus kulit. Ukuran
biji beragam, dari kecil ( 20gram/100 biji ) hingga besar ( 70gram/100 biji ).
Umumnya mempunyai ukuran biji kecil (30- 40 gram/100 biji), kulit biji berwarna
merah jambu, merah coklat, merah tua, atau ungu (Pitojo, 1995)
Syarat Tumbuh
Iklim
Kacang
tanah memerlukan iklim yang kebih panas dibandingkan tanaman jagung, suhu
antara 25 – 35 oC sangat baik untuk pertumbuhan kcang tanah, serta
memerlukan sinar matahari penuh dengan ketinggian tempat 600 m dpl
(Pitojo,2005).
Tanah
Untuk
menanam kacang tanah diperlukan tanah yang gembur dan tidak mendapat naungan
merupakan persyaratan utama. Tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang
strukturnya ringan, berdrainase baik dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur
hara mikro. Tanah yang bertekstur lempung berpasir dan lempung berdebu sangat cocok
untuk tanaman kacang tanah dengan pH 6 – 6,5.
( Rukmana,1989 ).
Fosfor
Fosfor
memerlukan peran yang tidak dapat dikesampingkan sebagai bahan bakar universal
untuk kegiatan biokimia dalam sel hidup. Fosfor juga merupakan unsur yang
paling penting dalam tulang dan gigi. Hubungan fosfor didalam tanah dan
ditanaman kesehatan hewan dan terdapatnya efisiensi fosfor secara luas pada
hewan – hewan pemakan rumput telah diketahui dengan baik (Rukmana,1989)
Bentuk-
bentuk fosfor yang terdapat di dalam tanah berubah menurut waktu. Fosfor
mineral sebagian diubah menjadi fosfor organic, seperti yang telah diketahui. Berdasarkan waktunya,
terdapat pergeseran bentuk –bentuk mineral menjadi senyawa- senyawa yang kurang
dapat larut. Tanah- tanah muda yang kebanyakan fosfornya terikat dalam kalium
fosfor yang lebih banyak daripada tanah tropic yang sangat tipis ( Wikipedia,
2010 ).
Pengaruh
Fosfor pada tanaman yaitu mempercepat kedewasaan dari pada sebagian besar hara
lainya, karena stimulasi yang berlebihan mendorong kedewasaan yang lebih awal.
Kekurangan fosfor ditandai oleh tanaman kerdil yang pertumbuhan akar dan bagian
atasnya mendapat pengaruh yang sama
( Rukmana, 1989 ).
Kalium ( K )
Kalium
mempunyai pengaruh sebagai penyeimbang keadaan bila tanaman kelebihan nitrogen.
Unsur ini meningkatkan sintesis dan translokasi sehingga meningkatkan ketebalan
dinding sel dan kekuatan batang. Kekurangan kalium kadang- kadang ditandai
dengan rusaknya atau rabahnya batang. Tanaman jagung menunjukan kebutuhan akan
kalium dengan menguningnya ujung- ujung dan pinggir- pinggir daun sebelah bawah
(Rubatzky, 1998).
Budidaya Tanaman
Secara Polikultur
Polikultur
berasal dari kata Poly yang artinya banyak dan culture yang artinya tanaman.
Secara harfiah, polikultur berarti model pertanian dengan banyak jenis tanaman
pada lahan yang sama. Polikultur akan memerlukan berbagai teknologi budaya yang
diseralasikan sumberdaya alam yang ada (Heyne, 1987).
Polikultur
merupakan kegiatan pertanian yang melibatkan penanaman beberapa alur. Konsep
polikultur dimana masyarakat tetap menjaga kebiasaannya dengan berkebun secara
traditional akan tetapi melakukan intensifikasi agar lahan yang ada bisa
produktif dan bernilai ekonomi terhadap hasil lahan (Anonimus, 2010).
No comments:
Post a Comment