Selamat Datang Di Atsauri's Blog NURUL 'ILMI fakultas pertanian universitas sumatera utara

25 April 2013

hama dan penyakit pada tomat



Botani Tanaman
            Menurut Rukmana (1994) adapun sistematika dari tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) adalah sebagai berikut :
Divisio             :           Spermatophyta
Sub Divisio     :           Angiospermae
Kelas               :           Dicotyledoneae
Ordo                :           Tubiflorae       
Famili              :           Solanaceae
Genus              :           Lycopersicum 
Spesies            :           Lycopersicum esculentum Mill.
            Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), tumbuhan dari keluarga Solanaceae. Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani (Anonimous, 2010b).
            Daun tomat umumnya lebar-lebar, bersirip dan berbulu, panjang daunnya berkisar antara 20 – 30 cm atau lebih, lebar sekitar 15 – 20 cm, dan biasanya tumbuh dakat ujung dahan (cabang). Tangkai daun bulat panjang sekitar 7 – 10 cm dan tebalnya antara 0,3 – 0,5 cm (Rukmana, 1994).
            Batang tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna batang hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut halus terutama di bagian yang berwarna hijau. Di antara rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian-bagian bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat akan mempunyai banyak cabang yang menyebar rata (Trisnawati dan Setiawan, 1993).
            Rangkaian bunga terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak di antara buku, pada ruas, atau di ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan buang banci (hermaphrodite) dengan garis tengah ± 2 cm. Mahkota bunga berjumlah 6, bagian pangkalnya membentuk tabung pendek sepanjang ± 1 cm, berwarna kuning. Benang sari berjumlah 6, bertangkai pendek dengan kepala sepanjang ± 5 mm, dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi putik bunga. Kelopak bunga berjumlah 6 dengan ujung kelopak runcing, dan panjang ± 1 cm. Letak bunga menggantung (Pracaya, 1998).
            Buah tomat umumnya berbentuk bulat, bulat pipih, atau oval, berkulit tipis, halus, dan bila sudah matang berwarna merah muda, merah, atau kuning. Berat buah sangat bervariasi, antara 50 - 250 g per buah. Setiap 100 g buah tomat mengandung vitamin A1500 SI, vitamin C 40 mg, fosfor 27 mg, dan kalori atau energi 20 kal (Anonimous, 2010d).
            Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar 2 mm – 4 mm dan panjang 3 mm – 5 mm. Biji berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gram berisi antara 200 – 500 biji, tergantung varietasnya (Pracaya, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat dapat tumbuh dengan temperatur siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C - 20°C. Tanaman ini memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dengan curah hujan berkisar antara 750 - 1250 mm per tahun atau 100 - 200 mm per bulan (Anonimous, 2010d).
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Intensitas matahari sangat penting dalam pemebntukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 oC (Pracaya, 1998).
Tanah
Tomat dapat hidup di dataran rendah sampai dataran tinggi, asal tanahnya tidak becek atau tergenang.  Sifat tanah yang cocok untuk tomat adalah pH 5,5 – 6,5. Bila target penanaman tomat adalah kegenjahannya, maka tomat cocok ditanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasenya. Namun, bila yang ditargetkan adalah jumlah total produksi yang tinggi, maka tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu (Trisnawati dan Setiawan, 1993).

Biologi Penyakit Buah Tomat (Phytophthora sp)
Phytophthora berasal dari bahasa Yunani, phyto yang berarti tanaman dan phthora yang artinya merusak, jamur ini disebut juga jamur air karena selain di tanah dan daerah daun sebagian besar siklus hidupnya dapat terjadi di air. Phytophthora yang ditumbuhkan pada media biakan atau jaringan tanaman dalam keadaan lembab, umumnya tidak berpigmen, dan apabila dilihat di bawah mikroskop, miseliumnya berwarna hyalin. Miselium bercabang dan memiliki struktur seperti tabung. Pertumbuhan umumnya terjadi pada ujung hifa (Anonimous, 2009).
Penyebab penyakit busuk buah adalah cendawan Phytophthora sp. yang sudah tersebar ke seluruh dunia, terutama daerah yang banyak turun hujan. Kerana penyakit ini berkembang pesat bila banyak hujan dan kelembapan udara tinggi. Patogen masih dapat bertahan hidup pada sisa tanaman yang sakit. Penyakit dapat menyerang seluruh tanaman tomat (Pracaya, 1998).
Gambar 1. Phytophthora sp.
Diakses pada tanggal 11 April 2010
Patogen Phytophthora sp. merupakan patogen tular tanah yang dapat berkembang dengan cepat pada kisaran suhu 20 - 30oC. Patogen ini menyebar dengan cepat dengan bantuan air permukaan. Penyakit akan semakin parah jika ditanam terus menerus (dua tahun berturut-turut) pada lahan yang sama. Pengendalian dengan menggunakan fungisida maupun fumigan tidak mampu menurunkan keparahan. Penggunaan varietas tahan sangat potensial, murah, dan efiesien untuk menanggulangi serangan patogen. Penggunaan varietas tahan dalam budi daya tanaman merupakan salah satu bagian dari unsur pengendalian terpadu yang relatif murah, aman, dan tidak mencemari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan varietas tomat yang tahan terhadap penyakit utama dalam mengembangkan tanaman tomat (Anonimous, 2009).
Gejala Serangan Penyakit Busuk Buah Tomat (Phytophthora sp)
Gejala bercak pada buah yang terserang nampak berwarna hijau kelabu kebasahan, meluas menjadi bercak yang bentuk dan besarnya tidak tertentu. Bercak dapat membesar sehingga menutupi seluruh buah. Pada buah muda bercak berwarna coklat tua, agak keras dan berkerut. Bercak mempunyai batas yang cukup jelas dan tetap hijau pada bagian yang sehat matang. Gejala busuk lunak oleh bakteri biasanya mengikuti gejala hawar daun sehingga menyebabkan timbulnya bau busuk (Semangun, 1989).
Gambar 2. Busuk Buah Tomat
Diakses pada tanggal 11 April 2010
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
            Penyakit busuk buah tomat dapat berkembang dengan pesat bila dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
·         Penyakit ini berkembang baik pada musim hujan.
·         Kondisi lingkungan lembab (rH di atas 90%) dan suhu sekitar 20°C.
·         Tanaman inang terpenting selain tomat adalh kentang
(Rukmana, 1994).
Pengendalian penyakit
a. Kultur teknis
- Penggunaan benih sehat,
- Perlakuan desinfeksi permukaan benih dengan air hangat atau larutan fungisida
efektif, terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian (seperti fungisida yang
berbahan aktif propamokarb) 1 ml/l selama ± 1 jam.
b. Pengendalian fisik / mekanis
- Apabila ditemukan bagian tanaman yang memperlihatkan gejala busuk daun
segera dipetik, dikumpulkan dan dimusnahkan.
c. Pengendalian kimiawi
- Apabila terdapat 1 bercak aktif / 10 tanaman, dan bila curah hujan tinggi serta
cuaca berkabut, dapat diaplikasikan fungisida efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Dapat diberantas dengan bubur bordeux (Anonimous, 2010a).

No comments:

Post a Comment