Botani Tanaman
Menurut
Rukmana (1994) adapun sistematika dari tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) adalah sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Sub
Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum
esculentum Mill.
Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.), tumbuhan dari keluarga Solanaceae.
Tomat merupakan tanaman semusim, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat
adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas
dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin
unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit,
pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani (Anonimous, 2010b).
Daun
tomat umumnya lebar-lebar, bersirip dan berbulu, panjang daunnya berkisar
antara 20 – 30 cm atau lebih, lebar sekitar 15 – 20 cm, dan biasanya tumbuh
dakat ujung dahan (cabang). Tangkai daun bulat panjang sekitar 7 – 10 cm dan
tebalnya antara 0,3 – 0,5 cm (Rukmana, 1994).
Batang
tomat walaupun tidak sekeras tanaman tahunan, tetapi cukup kuat. Warna batang
hijau dan berbentuk persegi empat sampai bulat. Pada permukaan batangnya
ditumbuhi banyak rambut halus terutama di bagian yang berwarna hijau. Di antara
rambut-rambut tersebut biasanya terdapat rambut kelenjar. Pada bagian-bagian
bukunya terjadi penebalan dan kadang-kadang pada buku bagian bawah terdapat
akar-akar pendek. Jika dibiarkan (tidak dipangkas), tanaman tomat akan
mempunyai banyak cabang yang menyebar rata (Trisnawati dan Setiawan,
1993).
Rangkaian
bunga terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak di antara buku, pada
ruas, atau di ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan buang banci
(hermaphrodite) dengan garis tengah ± 2 cm. Mahkota bunga berjumlah 6, bagian
pangkalnya membentuk tabung pendek sepanjang ± 1 cm, berwarna kuning. Benang
sari berjumlah 6, bertangkai pendek dengan kepala sepanjang ± 5 mm, dan
berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi putik bunga. Kelopak bunga
berjumlah 6 dengan ujung kelopak runcing, dan panjang ± 1 cm. Letak bunga
menggantung (Pracaya, 1998).
Buah
tomat umumnya berbentuk bulat, bulat pipih, atau oval, berkulit tipis, halus,
dan bila sudah matang berwarna merah muda, merah, atau kuning. Berat buah
sangat bervariasi, antara 50 - 250 g per buah. Setiap 100 g buah tomat
mengandung vitamin A1500 SI, vitamin C 40 mg, fosfor 27 mg, dan kalori atau
energi 20 kal (Anonimous, 2010d).
Biji
tomat berukuran kecil, dengan lebar 2 mm – 4 mm dan panjang 3 mm – 5 mm. Biji
berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap
gram berisi antara 200 – 500 biji, tergantung varietasnya (Pracaya, 1998).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman tomat dapat
tumbuh dengan temperatur siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C - 20°C.
Tanaman ini memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari dengan curah hujan
berkisar antara 750 - 1250 mm per tahun atau 100 - 200 mm per bulan (Anonimous, 2010d).
Tanaman tomat memerlukan sinar matahari
yang cukup. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang
penyakit, baik parasit maupun non parasit. Intensitas matahari sangat penting
dalam pemebntukan vitamin C dan karoten dalam buah tomat. Sinar matahari
berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A)
yang lebih tinggi. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 oC
(Pracaya, 1998).
Tanah
Tomat dapat hidup di
dataran rendah sampai dataran tinggi, asal tanahnya tidak becek atau
tergenang. Sifat tanah yang cocok untuk
tomat adalah pH 5,5 – 6,5. Bila target penanaman tomat adalah kegenjahannya,
maka tomat cocok ditanam pada tanah lempung berpasir yang baik drainasenya.
Namun, bila yang ditargetkan adalah jumlah total produksi yang tinggi, maka
tanah yang cocok adalah tanah lempung liat dan lempung berdebu (Trisnawati dan Setiawan,
1993).
Biologi Penyakit Buah Tomat (Phytophthora
sp)
Phytophthora berasal dari bahasa Yunani, phyto
yang berarti tanaman dan phthora yang artinya merusak, jamur ini
disebut juga jamur air karena selain di tanah dan daerah daun sebagian besar
siklus hidupnya dapat terjadi di air. Phytophthora yang ditumbuhkan pada
media biakan atau jaringan tanaman dalam keadaan lembab, umumnya tidak
berpigmen, dan apabila dilihat di bawah mikroskop, miseliumnya berwarna hyalin.
Miselium bercabang dan memiliki struktur seperti tabung. Pertumbuhan umumnya
terjadi pada ujung hifa (Anonimous, 2009).
Penyebab penyakit
busuk buah adalah cendawan Phytophthora sp. yang sudah tersebar ke
seluruh dunia, terutama daerah yang banyak turun hujan. Kerana penyakit ini
berkembang pesat bila banyak hujan dan kelembapan udara tinggi. Patogen masih
dapat bertahan hidup pada sisa tanaman yang sakit. Penyakit dapat menyerang
seluruh tanaman tomat (Pracaya, 1998).
Gambar 1. Phytophthora sp.
Diakses pada tanggal 11 April 2010
Patogen Phytophthora sp. merupakan patogen tular
tanah yang dapat berkembang dengan cepat pada kisaran suhu 20 - 30oC.
Patogen ini menyebar dengan cepat dengan bantuan air permukaan. Penyakit
akan semakin parah jika ditanam terus menerus (dua tahun berturut-turut)
pada lahan yang sama. Pengendalian dengan menggunakan fungisida
maupun fumigan tidak mampu menurunkan keparahan. Penggunaan varietas
tahan sangat potensial, murah, dan efiesien untuk menanggulangi serangan
patogen. Penggunaan varietas tahan dalam budi daya tanaman merupakan salah satu
bagian dari unsur pengendalian terpadu yang relatif murah, aman, dan tidak
mencemari lingkungan. Oleh karena itu diperlukan varietas tomat yang tahan
terhadap penyakit utama dalam mengembangkan tanaman tomat (Anonimous,
2009).
Gejala Serangan Penyakit Busuk Buah
Tomat (Phytophthora sp)
Gejala bercak pada buah yang terserang nampak
berwarna hijau kelabu kebasahan, meluas menjadi bercak yang bentuk dan besarnya
tidak tertentu. Bercak dapat membesar sehingga menutupi seluruh buah. Pada buah
muda bercak berwarna coklat tua, agak keras dan berkerut. Bercak mempunyai
batas yang cukup jelas dan tetap hijau pada bagian yang sehat matang. Gejala
busuk lunak oleh bakteri biasanya mengikuti gejala hawar daun sehingga
menyebabkan timbulnya bau busuk (Semangun, 1989).
Gambar
2. Busuk Buah Tomat
Diakses pada tanggal 11 April 2010
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyakit
Penyakit busuk buah tomat dapat
berkembang dengan pesat bila dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
·
Penyakit ini berkembang baik pada musim
hujan.
·
Kondisi lingkungan lembab (rH di atas
90%) dan suhu sekitar 20°C.
·
Tanaman inang terpenting selain tomat
adalh kentang
(Rukmana,
1994).
Pengendalian penyakit
a. Kultur
teknis
- Penggunaan benih sehat,
- Perlakuan
desinfeksi permukaan benih dengan air hangat atau larutan fungisida
efektif,
terdaftar dan diizinkan oleh Menteri Pertanian (seperti fungisida yang
berbahan aktif propamokarb)
1 ml/l selama ± 1 jam.
b.
Pengendalian fisik / mekanis
- Apabila
ditemukan bagian tanaman yang memperlihatkan gejala busuk daun
segera dipetik,
dikumpulkan dan dimusnahkan.
c.
Pengendalian kimiawi
- Apabila terdapat 1 bercak
aktif / 10 tanaman, dan bila curah hujan tinggi serta
cuaca berkabut, dapat
diaplikasikan fungisida efektif, terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian.
Dapat diberantas dengan bubur bordeux (Anonimous, 2010a).
No comments:
Post a Comment